Total Tayangan Halaman

Sabtu, 08 Oktober 2011

Krisis Ekonomi Eropa

Krisis ekonomi yang terjadi di benua Eropa kini sudah berjalan hampir dua tahun. Krisis tersebut diperparah karena dampak krisis ekonomi tersebut kian menjalar menjadi krisis politik dan sosial. Sedikit bercerita mengenai asal mula terjadinya krisis di Eropa pada dasarnya dapat dipahami dari rapuhnya desain Uni Eropa itu sendiri. Betapa tidak, beberapa negara anggota seperti Belgia, Italia, dan Yunani sebenarnya telah melanggar kesepakatan awal saat bergabung menjadi anggota Uni Eropa, misalnya dalam hal penetapan rasio hutang terhadap Gross Domestik Bruto (GDP) sudah melebihi 100%. Disamping itu pada tahun 2005, Jerman dan Prancis melanggar ketetapan defisit anggaran yang ditetapkan Uni Eropa yaitu defisit anggaran pemerintah tidak boleh melebihi 3% dari GDP.
Alasan utama pembentukan monetary union diantaranya mampu mengurangi biaya transaksi serta adanya transparansi harga dimana orang-orang secara langsung dapat membandingkan harga barang antar negara Uni Eropa dikarenakan menggunakan satu mata uang, yaitu Euro. Disamping itu, monetary union juga dapat mengurangi resiko ketidakpastian kurs. Selain itu, kesatuan moneter berguna dalam upaya meningkatkan aktivitas perdagangan antar negara anggota Uni Eropa. Alasan tersebut tentu menggiurkan bagi negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Akan tetapi dalam sistem yang terintegrasi tersebut ternyata terjadi “asymmetry of shocks terhadap jalannya perekonomian. Hal ini terjadi apabila suatu kebijakan misalnya saja yang diimplementasikan di Prancis untuk meningkatkan shock terhadap permintaan ternyata efeknya sangat berbeda dengan demand shock di Jerman. Peristiwa tersebut menghambat jalannya Uni Eropa kedepannya.
Dunia makin gempar dikala Yunani tidak mampu lagi menangani krisis ekonomi dikarenakan praktik akuntansi yang sangat buruk di negara tersebut. Hal tersebutt makin diperparah dengan ketidakmampuan Yunani dalam membayar hutangnya kepada perbankan yang tersebar di negara Uni Eropa lainnya. Krisis Yunani makin membuat ketakutan negara Uni Eropa lainnya karena tentu akan menyebabkan contagion effect (efek penularan dengan cepat). Pada dasarnya Yunani dapat berupaya membayar hutangnya dengan cara meningkatkan pajak serta mengurangi pengeluarannya atau dapat pula dengan mencetak uang sehingga menciptakan inflasi dan mengurangi nilai utang. Seketika pula dunia terkejut dengan dampak krisis Eropa tersebut, sehingga bail out dipersiapkan sebagai langkah awal menyelamatkan perekonomian Yunani. Dana sebesar 110 juta Euro digelontorkan kepada Yunani (80 juta Euro dari anggota Uni Eropa, 30 juta Euro berasal dari IMF).
Krisis di Yunani kini kian memburuk karena belum menemukan solusi secara politis dalam menanggulagi hutang Yunani serta dana bail out tidak mencukupi dan juga adanya risiko meluasnya gagal bayar. Krisis tersebut utamanya akan meluas ke negara yang memiliki struktur ekonomi makro yang mirip dengan Yunani, misalnya saja Portugal yang diprediksi akan menjadi korban krisis selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar